Kamis, 24 November 2011

Pelapisan Sosial

Apa itu Pelapisan Sosial ?
Pelapisan Sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelasyang lebih rendah dalam masyarakat.

Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

statifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

Para pendapat sarjana memiliki tekanan yang berbeda-beda di dalam menyampaikan teori-teori tentang pelapisan masyarakat. seperti:

- Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.

-Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan  bahwa selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.

-Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.

-Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh  masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.

-Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai  latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial itu maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata.

Jika dilihat dari kenyataan, maka Individu dan Masyarakat adalah Komplementer. dibuktikan bahwa:

a) Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya.

b) Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar masyarakatnya.

Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa “Pelapisan Masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis)”.

Sedangkan menurut Theodorson dkk, didalam Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Contohnya seperti seorang bos lebih memiliki banyak wewenang untuk berbicara dibandingkan dengan bawahannnya. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Apa itu masyarakat ?
Masyarakat adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh sebuah negara. sebuah wilayah tidak bisa dikatakan sebagai negara apabila tidak adanya kedaulatan dan rakyat atau disebut juga dengan masyarakat. Masyarakat disuatu negara dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan tempat tinggalnya yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
adapun beberapa pengertian dari masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.

Apa itu masyarakat desa ?
Masyarakat desa adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang memiliki keadaan yang sangat berbeda dengan masyarakat kota. Karena desa adalah kebalikan dari kota, tingkat solidaritas yang masih sangat tinggi , serta tingkat kegengsian yang sedikit , serta tingkat kekeluargaan yang masih ada, pergaulan, pemikiran, serta pekerjaan yang berbeda dengan kota.
Masyarakat desa tidak memikirkan kegensian, memiliki tingkat rasa kekeluargaan yang tinggi, dalam cara berfikirnyapun tidak semodern masyarakat kota, karena masyarakat desa dibatasi oleh pekerjaan yang menjadi faktor utama dalam pencukupan dalam kebutuhan hidup, karena masyarakat dipedesaam sebagian besar bekerja dengan hasil pertanian yang manjadi pekerjaan dan sumber utama untuk memenuhi kelangsungan hidup mereka, dalam segi kenyamanan hidup, desa memiliki nilai yang sangat baik, karena desa memiliki kelebihan dalam hal sektor daerah.

Apa itu masyarakat kota?
Masyarakat kota adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih modern dan mudah untuk mendapatkan suatu hal yang dicita-citakan . Karena masyarakat kota memiliki tingkat kegengsian yang sangat tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas yang tinggi maka dari itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta tingkat pemikiran, pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan masyarakat di desa.
Masyarakat kota lebih cenderung memikirkan kegengsian yang sangat tinggi dalam dirinya masing-masing, mereka selalu ingin memiliki sesuatu tanpa melihat kesesuaian dengan dirinya sendiri. Sedangkan untuk masalah solidaritas, kota terkadang memikirkan individu mereka saja. Pemikiran yang berbeda dengan desa, pergaulan dikota yang sangat rawan bisa dikatakan sangat bebas, dan banyak ditemukan di  banyak daerah,
Pekerjaan dikotapun bisa dikatakan sangat mudah ditemukan apabila kita mempunyai kemampuan yang diinginkan dunia usaha, karena berbagai macam pekerjaan terdapat di kota.

Lalu Apa ciri-ciri dari masing-masing dua keadaan tersebut  ?
ciri-ciri masyarakat kota :
1. Individual
Masyarakat kota adalah masyarakat yang sangat individual, mereka cenderung memikirkan urusannya sendiri dan tak mau terlibat dalam urusan orang lain. Pergaulan diantara mereka juga terbatas oleh kelompok-kelompoknya sendiri, seperti teman didalam suatu klub tertentu, teman dari sekolah tertentu, perkumpulan geng-geng dan lain-lain.
2. Heterogen
Maysarakat kota terdiri dari beragam suku. Semuanya berkumpul menjadi satu kota dengan tujuan beragam, bekerja, kuliah, ikut dengan anggota keluarga yang lain. Keanekaragaman inilah yang membat masyarakat kota menjadi menarik. Dapat dilihat bila sebuah suku bergaul dengan suku-suku yang lainnya. Tidak hanya keanekaragaman suku, namun terdapat berbagai keanekaragaman lainnya.
3. Daya Saing Tinggi
Biasanya orang yang berpindah dari desa ke kota menyebabkan daya saing yang sangat tinggi di kota, dari segi bidang apapun yang akan digeluti, untuk memenangkan kompetisi tersebut kadang orang-orang menghalalkan segala cara.
4. Profesi Beragam
Di kota profesi penduduknya sangat beragam, yang tentunya berdasarkan keahlian masing-masing individu yang membedakan masing-masing pekerjaan.
5. Materialistik
Sebagian besar Maysarakat kota lebih mementingkan berbagai hal mengenai materi , sehingga berlomba-lomba untuk mendapatkan apa yang ingin dimiliki.
6. Terbuka dengan perubahan
Artinya masyarakat kota sangat menerima berbagai perubahan yang masuk kedalam. Sehingga dikota memiliki kemajuan yang sangat signifikan.

Ciri-ciri masyarakat desa :
dibandingkan dengan kota, masyarakat desa memiliki kebiasaan dan pola pikir yang sangat berbeda dengan penduduk di kota. yaitu :
1. Gotong Royong
Didesa, kita masih dapat menemukan masyarakat yang masih erat hubungannya dengan keluarganya, yang berarti mereka suka bergotong-royong dan saling membantu.
2. Masih bersifat Homogen
Masyarakat desa biasanya terdiri dari satu atau dua suku, kebanyakan bereka masih saling bersaudara.
3. Daya Saing Rendah
Karena sifat kekeluargaan tersebut, maka keinginan masyarakat desa untuk bersaing secara ketat tidak begitu banyak, mereka menjunjung tinggi relasi yang terjadi diantaranya.
4. Profesi Sedikit
Jenis Profesi yang ada didesa tidak sebanyak di kota. Bila desa tersebut terletak didaerah pegunungan, bisa dipastikan bahwa profesi mereka sebagian besar adalah petani.

Jadi dari setiap perbedaan yang ada dalam masyarakat desa dan kota dapat dilihat berbagai perbedaan yang bertolak belakang, karena pada prinsipnya masyarakat desa masih memegang teguh adat istiadat yang masih kental didalamnya, sedangkan masyarakat kota sudah menghilangkan sedikit demi sedikit adat istiadat daerahnya masing-masing lebih kepada modernisasi.

Kamis, 24 November 2011

Pelapisan Sosial

Apa itu Pelapisan Sosial ?
Pelapisan Sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelasyang lebih rendah dalam masyarakat.

Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

statifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

Para pendapat sarjana memiliki tekanan yang berbeda-beda di dalam menyampaikan teori-teori tentang pelapisan masyarakat. seperti:

- Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.

-Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan  bahwa selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.

-Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.

-Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh  masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.

-Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai  latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial itu maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata.

Jika dilihat dari kenyataan, maka Individu dan Masyarakat adalah Komplementer. dibuktikan bahwa:

a) Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya.

b) Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar masyarakatnya.

Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa “Pelapisan Masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis)”.

Sedangkan menurut Theodorson dkk, didalam Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Contohnya seperti seorang bos lebih memiliki banyak wewenang untuk berbicara dibandingkan dengan bawahannnya. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Apa itu masyarakat ?
Masyarakat adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh sebuah negara. sebuah wilayah tidak bisa dikatakan sebagai negara apabila tidak adanya kedaulatan dan rakyat atau disebut juga dengan masyarakat. Masyarakat disuatu negara dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan tempat tinggalnya yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
adapun beberapa pengertian dari masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.

Apa itu masyarakat desa ?
Masyarakat desa adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang memiliki keadaan yang sangat berbeda dengan masyarakat kota. Karena desa adalah kebalikan dari kota, tingkat solidaritas yang masih sangat tinggi , serta tingkat kegengsian yang sedikit , serta tingkat kekeluargaan yang masih ada, pergaulan, pemikiran, serta pekerjaan yang berbeda dengan kota.
Masyarakat desa tidak memikirkan kegensian, memiliki tingkat rasa kekeluargaan yang tinggi, dalam cara berfikirnyapun tidak semodern masyarakat kota, karena masyarakat desa dibatasi oleh pekerjaan yang menjadi faktor utama dalam pencukupan dalam kebutuhan hidup, karena masyarakat dipedesaam sebagian besar bekerja dengan hasil pertanian yang manjadi pekerjaan dan sumber utama untuk memenuhi kelangsungan hidup mereka, dalam segi kenyamanan hidup, desa memiliki nilai yang sangat baik, karena desa memiliki kelebihan dalam hal sektor daerah.

Apa itu masyarakat kota?
Masyarakat kota adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih modern dan mudah untuk mendapatkan suatu hal yang dicita-citakan . Karena masyarakat kota memiliki tingkat kegengsian yang sangat tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas yang tinggi maka dari itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta tingkat pemikiran, pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan masyarakat di desa.
Masyarakat kota lebih cenderung memikirkan kegengsian yang sangat tinggi dalam dirinya masing-masing, mereka selalu ingin memiliki sesuatu tanpa melihat kesesuaian dengan dirinya sendiri. Sedangkan untuk masalah solidaritas, kota terkadang memikirkan individu mereka saja. Pemikiran yang berbeda dengan desa, pergaulan dikota yang sangat rawan bisa dikatakan sangat bebas, dan banyak ditemukan di  banyak daerah,
Pekerjaan dikotapun bisa dikatakan sangat mudah ditemukan apabila kita mempunyai kemampuan yang diinginkan dunia usaha, karena berbagai macam pekerjaan terdapat di kota.

Lalu Apa ciri-ciri dari masing-masing dua keadaan tersebut  ?
ciri-ciri masyarakat kota :
1. Individual
Masyarakat kota adalah masyarakat yang sangat individual, mereka cenderung memikirkan urusannya sendiri dan tak mau terlibat dalam urusan orang lain. Pergaulan diantara mereka juga terbatas oleh kelompok-kelompoknya sendiri, seperti teman didalam suatu klub tertentu, teman dari sekolah tertentu, perkumpulan geng-geng dan lain-lain.
2. Heterogen
Maysarakat kota terdiri dari beragam suku. Semuanya berkumpul menjadi satu kota dengan tujuan beragam, bekerja, kuliah, ikut dengan anggota keluarga yang lain. Keanekaragaman inilah yang membat masyarakat kota menjadi menarik. Dapat dilihat bila sebuah suku bergaul dengan suku-suku yang lainnya. Tidak hanya keanekaragaman suku, namun terdapat berbagai keanekaragaman lainnya.
3. Daya Saing Tinggi
Biasanya orang yang berpindah dari desa ke kota menyebabkan daya saing yang sangat tinggi di kota, dari segi bidang apapun yang akan digeluti, untuk memenangkan kompetisi tersebut kadang orang-orang menghalalkan segala cara.
4. Profesi Beragam
Di kota profesi penduduknya sangat beragam, yang tentunya berdasarkan keahlian masing-masing individu yang membedakan masing-masing pekerjaan.
5. Materialistik
Sebagian besar Maysarakat kota lebih mementingkan berbagai hal mengenai materi , sehingga berlomba-lomba untuk mendapatkan apa yang ingin dimiliki.
6. Terbuka dengan perubahan
Artinya masyarakat kota sangat menerima berbagai perubahan yang masuk kedalam. Sehingga dikota memiliki kemajuan yang sangat signifikan.

Ciri-ciri masyarakat desa :
dibandingkan dengan kota, masyarakat desa memiliki kebiasaan dan pola pikir yang sangat berbeda dengan penduduk di kota. yaitu :
1. Gotong Royong
Didesa, kita masih dapat menemukan masyarakat yang masih erat hubungannya dengan keluarganya, yang berarti mereka suka bergotong-royong dan saling membantu.
2. Masih bersifat Homogen
Masyarakat desa biasanya terdiri dari satu atau dua suku, kebanyakan bereka masih saling bersaudara.
3. Daya Saing Rendah
Karena sifat kekeluargaan tersebut, maka keinginan masyarakat desa untuk bersaing secara ketat tidak begitu banyak, mereka menjunjung tinggi relasi yang terjadi diantaranya.
4. Profesi Sedikit
Jenis Profesi yang ada didesa tidak sebanyak di kota. Bila desa tersebut terletak didaerah pegunungan, bisa dipastikan bahwa profesi mereka sebagian besar adalah petani.

Jadi dari setiap perbedaan yang ada dalam masyarakat desa dan kota dapat dilihat berbagai perbedaan yang bertolak belakang, karena pada prinsipnya masyarakat desa masih memegang teguh adat istiadat yang masih kental didalamnya, sedangkan masyarakat kota sudah menghilangkan sedikit demi sedikit adat istiadat daerahnya masing-masing lebih kepada modernisasi.