Selasa, 13 Maret 2012

Puisi Cinta Ibu

Masih Lagi Ibu
 
Pada kala aku mengenang ibu
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih disitu
waktu berubah kasihku masih padamu

        Kesudahan hidup kematian yang pasti
        pemergian yang kutangisi hingga kini
        kasih sayangmu menggegar jiwa
        ada tugas belum selesai
        ada hajar belum tertunai
        ada budi belum dibalas
        bagai hutang yang belum dilunasi
        terlalu banyak yang kuterima
        terlalu sedikit yang sempat kuberi
        kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi

Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku dilutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kau memujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu dipermata hatiku

KHADIJAH HASHIM
Taman Tun DR.Ismail, Kuala Lumpur

Sumber :
http://www.anneahira.com/puisi/puisi-ibu.htm

Kasih anak sepanjang galah, Kasih Ibu sepanjang Masa.
Itu lah kalimat yang dapat mengambarkan betapa besarnya cinta kasih oleh seorang ibu kepada anaknya, dalam kedaaan suka maupun duka ibu selalu menemani kita selalu berada disisi kita.
Pada Puisi Masih Lagi Ibu, penulis merasakan rindu yang amat sangat dan perasaan yang sangat mencintai ibu nya, bahkan hingga kepergian ibu nya perasaan itu terus lah ada didalam hatinya, meski waktu telah berlalu kasih nya masih untuk ibunya.

Penyair juga merasakan banyak penyesalan akan banyak hal yang masih belum dapat terwujud ketika sang ibu masih hidup, untuk membalas budi dan kebaikan kepada sang ibu, untuk membahagiakan sang ibu di saat masih hidup, namun semua sudah tidak berarti karena sang ibu telah pergi untuk selamannya, hingga segala yang telah dicapai tidak dapat dibagi kepada sang ibu tercinta.
pada bagian terakhir dari puisi penulis kembali bernostalgia dengan kenangan-kenangan yang sangat indah sewaktu bersama sang ibu, dapat terasa betapa besarnya cinta kasih seorang ibu terhadap anak nya ketika kita sedang sakit, ibu dengan cemas memperhatikan diri kita dan merawat kita sebagai anak penuh dengan cinta kasih. Hingga penyair merasa terbawa kembali kemasa dimana semua hal-hal bahagia dirasakan bersama ibunya, mengingat kembali kenangan-kenangan indah yang telah dilalui bersama.

Ucapan terakhir dalam puisi ini adalah zambrud mutiara ditelapak tangan, masih ibu permata hatiku.
Meskipun kita memiliki sesuatu yang amat indah dan sangat berharga nilainya, tetap sosok ibu dan cinta kasihnya tetap yang paling indah dan sangat berharga didunia ini.

1 komentar:

Selasa, 13 Maret 2012

Puisi Cinta Ibu

Masih Lagi Ibu
 
Pada kala aku mengenang ibu
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih disitu
waktu berubah kasihku masih padamu

        Kesudahan hidup kematian yang pasti
        pemergian yang kutangisi hingga kini
        kasih sayangmu menggegar jiwa
        ada tugas belum selesai
        ada hajar belum tertunai
        ada budi belum dibalas
        bagai hutang yang belum dilunasi
        terlalu banyak yang kuterima
        terlalu sedikit yang sempat kuberi
        kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi

Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku dilutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kau memujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu dipermata hatiku

KHADIJAH HASHIM
Taman Tun DR.Ismail, Kuala Lumpur

Sumber :
http://www.anneahira.com/puisi/puisi-ibu.htm

Kasih anak sepanjang galah, Kasih Ibu sepanjang Masa.
Itu lah kalimat yang dapat mengambarkan betapa besarnya cinta kasih oleh seorang ibu kepada anaknya, dalam kedaaan suka maupun duka ibu selalu menemani kita selalu berada disisi kita.
Pada Puisi Masih Lagi Ibu, penulis merasakan rindu yang amat sangat dan perasaan yang sangat mencintai ibu nya, bahkan hingga kepergian ibu nya perasaan itu terus lah ada didalam hatinya, meski waktu telah berlalu kasih nya masih untuk ibunya.

Penyair juga merasakan banyak penyesalan akan banyak hal yang masih belum dapat terwujud ketika sang ibu masih hidup, untuk membalas budi dan kebaikan kepada sang ibu, untuk membahagiakan sang ibu di saat masih hidup, namun semua sudah tidak berarti karena sang ibu telah pergi untuk selamannya, hingga segala yang telah dicapai tidak dapat dibagi kepada sang ibu tercinta.
pada bagian terakhir dari puisi penulis kembali bernostalgia dengan kenangan-kenangan yang sangat indah sewaktu bersama sang ibu, dapat terasa betapa besarnya cinta kasih seorang ibu terhadap anak nya ketika kita sedang sakit, ibu dengan cemas memperhatikan diri kita dan merawat kita sebagai anak penuh dengan cinta kasih. Hingga penyair merasa terbawa kembali kemasa dimana semua hal-hal bahagia dirasakan bersama ibunya, mengingat kembali kenangan-kenangan indah yang telah dilalui bersama.

Ucapan terakhir dalam puisi ini adalah zambrud mutiara ditelapak tangan, masih ibu permata hatiku.
Meskipun kita memiliki sesuatu yang amat indah dan sangat berharga nilainya, tetap sosok ibu dan cinta kasihnya tetap yang paling indah dan sangat berharga didunia ini.

1 komentar: